Kabut asap akibat kebakaran lahan masih menyelimuti wilayah Kabupaten Inhu. Bahkan pada Kamis (20/2) pagi ini , intensitas kabut asap di Kota Rengat semakin tebal hingga menyisakan jarak pandang sekitar 100-200 meter. Kabut asap baru menipis pada siang hingga sore hari.

Kondisi tersebut membuat sejumlah warga mengeluh karena khawatir kesehatan mereka akan terganggu. Selain itu, kabut asap juga menyebabkan mata perih jika mengendarai sepeda maupun sepeda motor.

“Sudah lama kabut asap ini muncul, tapi hari ini (Rabu) semakin tebal dan terasa sangat menganggu saat kita beraktifitas di luar ruangan, terutama mata terasa perih dan tenggorokan sakit,” ujar Idamhar, warga Rengat ditemui, Rabu (19/2).

Idamhar mengaku kabut asap yang semakin tebal menyelimuti Kota Rengat dan wilayah Kabupaten Inhu lainnya membuat ia khawatir terhadap kondisi kesehatan anak-anak. Karena sampai saat ini belum ada kebijakan dari Dinas Pendidikan Inhu untuk meliburkan sekolah. “Kalau dalam beberapa hari ini intensitas kabut asap semakin tebal, saya minta Dinas Pendidikan meliburkan sekolah, terutama untuk TK dan SD,” ungkapnya.

Ia juga berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya dapat segera mengambil langkah agar kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Inhu dapat segera diatasi. Selain itu, Idamhar berharap aparat kepolisian dapat mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pembakar lahan.

“Kabut asap ini merupakan persoalan tiap tahun dan sampai saat ini belum juga berhasil ditanggulangi ataupun diantisipasi. Sehingga setiap musim kemarin, kabut asap pasti akan muncul di Inhu dan kabupaten/kota lainnya di Riau,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasi Penanggualangan Bencana dan Konflik Sosial Dinas Kehutanan Kabupaten Inhu, Sambodo mengungkapkan sedikitnya terdapat 4 hot spot terpantau satelit di wilayah Kabupaten Inhu, masing-masing di Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kuala Cenaku, Kecamatan Rengat dan Desa Pejangki Kecamatan Seberida.

Khusus di Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat, kebakaran lahan terjadi pada kebun salah satu perusahaan di daerah tersebut. “Sejumlah petugas pemadam kebakaran dari Dishut dan Manggala Agni sudah dikerahkan lokasi kebaran tersebut,” ujarnya.

Belum diketahui secara pasti penyebabkan kebakaran pada lahan perkebunan kepala sawit tesebut. Hanya saja, upaya pemadaman terus dilakukan dengan harapan tidak meluas ke lokasi yang lain. Sambodo juga mengakui, kuat dugaan penyebab kabut asap lebih tebal yang tejadi pada Rabu (19/2) disebabkan oleh kebakaran lahan tersebut. “Ini diduga menjadi salah satu penyebab terus meningkatnya intensitas kabut asap di Kabupaten Inhu,” ucapnya.

Sambodo menyebutkan, pihaknya telah membentuk tim untuk penanggulangan kebakaran lahan dan hutan. Bahkan tim tersebut sudah disebar untuk memantau Hot Spot terutama yang terpantau satelit. Selian itu sebutnya, kabut asap yang terjadi diduga akibat asap kiriman dari kabupaten tetangga.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhu H Suhardi mengatakan kabut asap yang terjadi saat ini memang sangat dikuatirkan berdampak pada kesehatan masyarakat, terutama penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). “Diskes sudah menyebarkan 8.000 masker melalui Puskesmas,” ujarnya.

Post a Comment

Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim (baca Disclaimer). Pembaca juga dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.

Powered by Blogger.