Jelang Pilkada 2015, Disintegrasi Mulai Mengintai Masyarakat Inhu
 
Disadari atau tidak, pasca pengiktiaran beberapa tokoh Masyarakat Inhu untuk ikut berkompetisi sebagai bakal calon Bupati Inhu tahun 2015 mendatang masyarakat mulai terpecah-pecah.

Dikhawatirkan pula akibat kepentingan politik perorangan atau golongan (para balon-red) tersebut adalah masyarakat awam karena telah terperangkap dalam sekat-sekat konflik yang ditimbulkan perubahan sosial dan jika dbiarkan terus akan membawa proses disintegrasi.

Menyikapi fenomena sosial tersebut diatas Ketua Umum Forum Lintas Etnis (Forlet) Kabupaten Inhu H Agus Rianto, SH kepada seluruh elemen masyarakat Inhu meliputi etnis, rasa, dan keyakinan untuk tetap waspada sehingga tidak terseret pada konflik dan ketegangan sosial yang ditimbulkan perubahan sosial politik.

'Mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan antar sesama, baik sesama umat beragama, etnis dan ras, masyarakat jangan sampai terpecah belah yang mengakibatkan terjadinya gesekan ataupun benturan, karena hal itu hanya merugikan masyarakat itu juga,' himbaunya.

Sebab disintegarsi yang diakibatkan suhu politik akan memutus hubungan silaturahmi antar sesama sehingga di mana orang-orang di dalam masyarakat tidak dapat lagi menjalin kerukunan dan kebersamaan, hilangnya keutuhan atau persatuan, saling menghancurkan melalui fitnah sehingga terjadi perpecahan dalam kehidupan sosial,terang Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Inhu itu.

Menurutnya, salah satu jurus meminimalisir terjadinya disintegrasi yang diakibatkan kepentingan politik masyarakat Inhu harus berpegang teguh pada dua pilar, yaitu dengam meningkatkan rasa persaudaran (ukhuwah) dan kebersaman (takaful).

'Masyarakat jangan terpancing dengan berbagai isu yang dapat memecah belah keberadaan warga di pedesaan. Sebaliknya mari kita fokus mendukung program Pemerintah guna mewujudkan masyarakat yang mauj dan sejahtera,' ajaknya.

Sebelumnya 'kaca mata' mantan anggota DPRD Inhu 'meneropong' telah terjadi pergeseran sosial politik yang diakibatkan kepentingan pribadi atau golongan.

Bahkan mereka sebagai tim sukses salah satu balon cenderung menonjolkan kepentingan politiknya dengan menonjolkan kelebihan balon yang dia dukung dan sebaliknya memperuncing kelemahan rivalis. 'Semua itu mereka lakukan guna mempengaruhi sospol ditengah masyarakat awam,'rinci Hatta, Rabu (13/8).

Menurut tokoh Masyarakat Kecamatan Pasir Penyu itu para tokoh yang telah beriktiar untuk maju sebagai balon bupati di Pilkada tahun depan masih terlalu dini menyatakan Politik apalagi mensosialisaikan diri.

Sebaliknya mereka yang mengaku sebagai tokoh dan maju di Pilkada Inhu tahun depan akan lebih baik memikirkan kepentingan masyarakat dan mendukung program Pemerintah dan jangan melakukan pengkotak-kotakan,pintanya.

Seperti diketahui meski pelaksanaan Pilkada Bupati Inhu masih setahun lagi yaitu tahun 2015 tapi keberadaan masyarakat pendukung masing masing kandidatnya sudah saling menjagokan masing-masing bakal calon.

Memanasanya suhu perpolitikan di Inhu terhitung pasca pelaksanaan Pilpres. Bahkan tidak sedikit para bakal calon Bupati Inhu tersebut sudah mulai mendeklarasikannya meski belum secara terbuka.

Dari berbagai argument ditengah masyarakat Inhu, yang bakal muncul sebagai balon Bupati tahun depan antara lain Drs H Emrizal Pakis, Wabup Inhu, H Harman Harmaini berdampingan dengan Kapten Toni, dan Bupati Inhu H Yopi Arianto, SE sebagai incumbent.

Post a Comment

Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim (baca Disclaimer). Pembaca juga dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.

Powered by Blogger.