Sebuah petisi di laman Change.org mendapat dukungan lebih dari 18.000 orang untuk menghentikan program televisi “Yuk Keep Smile” (YKS).

Berdasarkan pantauan hari ini, Jumat (3/1/2014), petisi tersebut telah mengumpulkan 18.270 tanda tangan. Petisi ini dimulai oleh Rifqi Alfian dari Gresik yang meminta Trans TV untuk menghentikan acara YKS yang dianggapnya tidak mendidik.

“Mungkin awalnya kita kesal dengan sinetron-sinetron yang tidak mendidik, lalu muncul acara baru yang lebih merusak seperti acara musik pagi di beberapa stasiun tv yang membodohkan dengan host yang mengeluarkan kata-kata kasar, vulgar, bahkan sumpah serapah,” tulis Rifqi dalam petisinya.

Rifqi juga mengatakan bahwa stasiun televisi saat ini malah dibanjiri oleh acara komedi yang melontarkan kata kasar, menyiksa orang, sampai dengan goyangan yang tidak jelas.

“Apalagi goyangannya memakai latar musik yang liriknya vulgar serta mengarah ke gerakan vulgar pula,” ujarnya.Tidak hanya itu, menurut Rifqi, acara tersebut justru ditayangkan di waktu primetime di mana anak-anak masih bisa menontonnya.

Rifqi melalui petisinya meminta dukungan untuk mengentikan acara YKS Trans TV dan mengajak orang-orang untuk menyampaikan keluhan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).Sejumlah dukungan pun mengalir di dalam petisi yang dibuat Rifqi tersebut.

“Jujur saat ini saya benar-benar merindukan tayangan televisi di tahun 1990-an, di mana tayangannya benar-benar mendidik. Apalagi tayangan ini dan sejenisnya semakin diteruskan, maka dapat diprediksi mental dan sikap generasi muda saat ini akan semakin bobrok,” tulis Sasmar Aurivan Harya, salah seorang pendukung.“Kami butuh tontonan layak, yang tidak mengajarkan anak-anak untuk menertawakan ketakutan seseorang, kekurangan orang lain, dan bagaimana cara mem-bully orang lain. Kami butuh lawakan yang lebih smart, bukan pembodohan publik,” ujar Shelly Asmauliyah, dalam laman Change.org

Post a Comment

Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim (baca Disclaimer). Pembaca juga dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.

Powered by Blogger.